METODOLOGI PENELITIAN

Oleh:

Agung Suharto, APP, S.Pd. M.Kes.

Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan

Poltekkes Kemenkes Surabaya

Tahun 2013

Bagian 1 Konsep Dasar Penelitian
Pengertian Penelitian:

Research adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah (Hadi, 1997).  Penelitian adalah suatu untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian ilmiah merupakan cara untuk memecahkan suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan:

“ Research is a method of study by wich, through the careful and exhouseve invenstigation of all ascertainable evidence bearing upon a definable problem, we reach a solution to that problem”.

Perlu ditekankan bahwa kegiatan penelitian terutama adalah kegiatan pemikiran, seperti yang dikatakan oleh Herald De Forrest Arnold:

“ Research is the mind, not of the hands, a concerntration of throught and not a process of experimentation. Research is the effort of the mind to comprehend relationships which no one had previously known”.

Tujuan Penelitian Kesehatan

Menemukan atau menguji fakta baru atau lama

Mengadakan analisis hubungan atau interaksi antara fakta yang ditemukan

Menjelaskan fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori

Mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam bidang kesehatan.

Jenis-jenis Penelitian

Penelitian menurut Pemakaiannya:

Penelitian Murni (Pure research)

Penelitian untuk memahmi permasalahan secara lebih mendalam atau untuk mengembangkan teori yang sudah ada.

Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

Menurut tempatnya:

1.Penelitian laboratorium
2.Penelitian kancah/lapangan/masyarakat
3.Penelitian perpustakaan

Menurut tarafnya:

1.Penelitian diskriptif
2.Penelitian analitik

* Cross sectional (seksional silang/potong melintang)

* Prospective study ( Kohort, forward looking)

* Retrospective study (case control study, back ward

looking)

1). Seksional silang (Cross sectional)

Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus

yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

Peneliti mempelajari hubungan antara variable bebas dan variable terikat dengan melakukan pengukuran sesaat. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diperiksa pada hari itu atau saat yang sama, akan tetapi baik variable bebas atau variable terikat dinilai hanya satu kali saja.

Misalnya hubungan antara kondisi sanitasi penyakit menular dengan penyakit menular, hubungan bentuk tubuh dengan hipertensi, hubungan status ekonomi keluarga dengan kurang energi protein pada bayi/anak.

2) Studi retrospektif (Retrospective study)

Penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Penelitian retrospektif ini berangkat dari dependent variables, kemudian dicari independent variables-nya. Penelitian ini disebut juga penelitian kasus-kontrol (case comparsm study, case compeer study, case referent study).

Lanjutan retrospektif………….

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologic analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor resiko tertentu.

Desain penelitian kasus kontrol atau retrospektif dapat dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit.

Misalnya hubungan antara kanker dengan perilaku seksual, hubungan tuberculosis pada anak dengan vaksinasi BCG, hubungan status gizi bayi usia 1 tahun  dengan pemakaian KB suntik pada ibu.

3) Studi prospektif (Pospective study)

Penelitian ini bersifat melihat kedepan (forword looking), artinya penelitian dimulai dari penyebab, factor resiko atau independent variable , kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang (efek, dependent variable).

Disebut juga studi kohort, yaitu merupakan penelitian epidemiologic analitik non eksperimental yang mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek atau penyakit.

Lanjutan kohort……………..

Model pendekatan yang digunakan pada penelitian kohort adalah pendekatan longitudinal atau time period approach, kausa atau factor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian subjek diikuti sampai periode waktu tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit yang diteliti.

Misalnya: penelitian tentang hubungan antara imunisasi BCG dengan penyakit TBC pada anak. Hal ini tidak dimulai dari kasus TBC pada anak, tetapi dimulai pada bayi yang diimunisasi BCG dengan yang tidak diimunisasi BCG dan diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang. Setelah 15 tahun, maka pada bayi/anak tersebut diperiksa kesehatannya kesehatannya khususnya paru-paru. Dari hasil analisis atau proporsi anak yang diimunisai BCG dan menderita TBC, dan anak tak diimunisasi BCG menderita penyakit TBC serta anak yang diimunisasi BCG tidak menderita TBC dan anak yang tidak diimunisasi BCG tidak menderita penyakit TBC.

Penelitian eksperimen

1. Pra eksperimen:

a. Post tes only design

b. One group pre test post test design

c. The static group comparison/perbadingan kelompok statis

2. True eksperimen/eksperimen sungguhan:

a. Pretest-postest with control group/Rancangan pretes-postes dengan kelompok kontrol.

b.Randomized solomon four group design

c. Post test only control group design/rancanagn postes dengan kelompok kontrol

3. Quasi eksperimen/eksperimen semu:

a.Rancangan rangkaian waktu (time series design)

b. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding(control time series)

c. Rancangan non-equivalent control group

d. Rancangan separate sample pretest-postest

Metode penelitian eksperimen (Experimental reseach method)

Pada penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependent variable . Yang dimaksud percobaan atau perlakuan disini adalah suatu usaha untuk modifikasi kondisi secara sengaja, terkontrol dalam peristiwa-peristiwa  kejadian-kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat peristiwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi.

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengadakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil atau akibat dari intervensi (kelompok control).

Rancangan penelitian eksperimen ini dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu rancangan pra eksperimen (pre experiment), rancangan eksperimen sungguhan (true experiment) dan rancangan eksperimen semu (quasi experiment).

Bentuk-bentuk rancangan pra eksperimen

a. Posttest Only Design

Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X), kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau postes (O2). Selama tidak ada control, hasil O2 tidak mungkin dibandingkan dengan yang lainnya. Rancangan ini sering disebut “ The One Shot Case Study”. Hasil observasi (O2) hanya memberikan informasi yang bersifat diskriptif.

Rancangan penelitian ini tidak ada konterol, sehingga hasilnya tidak bias dibandingkan atau dikomparasikan. Oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh dapat menyesatkan. Namun demikian, rancangan ini mempunyai keuntungan antara lain: dapat menjajagi masalah-masalah yang diteliti, mengembangkan gagasan-gasanan tertentu atau metode-metode tertentu.

b. Rancangan “One group pretest-posttest”

Rancangan ini tidak ada kelompok control, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah eksperimen.

Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variable dependen karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai macam terhadap validitas, misalnya  sejarah, testing, maturasi dan instrument.

c. Perbandingan kelompok statis (Static Group Comparism)

Rancangan ini seperti rancangan pertama, hanya bedanya menambahkan kelompok control atau kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan observasi (O2). Hasil observasi ini kemudian dikontrol dengan hasil observasi kelompok control yang tidak dilaklukan intervensi atau program.

Dengan rancangan ini, beberapa factor pengganggu seperti histori, maturasi, testing dan instrumentation dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya.

Bentuk rancangan eksperimen sungguhan (true experiment)

a.Rancangan pretes-postes dengan kelompok control (Randomized Control Group Pretest-postest Design)

Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok control dan kelompok eksperimen dilakuakn secara acak atau random. Kemudian dialakukan pretes (O1) pada kelompok tersebut, dan diikuti intervesi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua kelompok tersebut.

Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas. Dengan kata lain, perlakuan dilakukan pada lebih dari satu kelompok dengan bentuk perlakuan yang berbeda.

3. Bentuk rancangan eksperimen semu (Quasi xperiment)

* Untuk penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu. Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat tentang randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.

* Disebut eksperimen semu karena belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya.

* Oleh sebab itu  validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Rancangan “Separate sample pretest-postest”

Rancangan non equivalent control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pel;atihan-pelatihan lainnya. Disamping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan disuatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sample tidak dilakukan secara randaom atau acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga Non randomized control group pretest-postest. Design.

Penelitian Tingkat Eksplanasi

Penelitian Deskriptif

Penelitian Komparatif

Penelitian Asosiatif

üKorelasional
üKausal

BAGIAN 2
Identifikasi masalah, Pemilihan Masalah, Perumusan masalah danJudul penelitian

Syarat masalah penelitian menurut Cummings dan Hulley FINER:

F  : Feasible (kemampu laksanaan)

– Tersedia subjek penelitian

– Tersedia waktu

– Tersedia dana, alat dan keahlian

•I  : Interesting (menarik)

– Masalah hendaknya menarik bagi peneliti

•N  : Novel (memberi nilai baru)

– Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu

– Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian terdahulu

– Menemukan sesuatu yang baru

•E  : Ethical (Etis)

– Tidak bertentangan dengan etika

•R  : Relevan (relevan)

– Untuk tata laksana pasien/kebijakan kesehatan

– Untuk dasar penelitian

Perumusan Masalah

Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan Masalah Inferensial

Judul Penelitian

Setelah permasalahan diidentifikasikan dengan tepat langkah berikutnya adalah memberikan nama penelitian  “Judul Penelitian”

Dua orintasi dalam memberikan judul penelitian:

1.Orientasi Singkat:

Contoh: Pengaruh pemberian PMT terhadap peningkatan status gizi balita di Puskesmas Sukatani Kab Sukamaju tahun 2012.

2. Berorientasi Jelas:

Jenis Penelitian

Obyek yang diteliti

Subyek penelitian

Lokasi Penelitian

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Contoh:

Pengaruh Pelayanan akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2012

Lanjutan Judul Penelitian

Contoh Judul Penelitan:

BAGIAN 3
Studi Pustaka, Kerangka Konseptual dan Kerangka Kerja Penelitian

Studi Pustaka:

Mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).

Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan harus melakukan penelaahan kepustakaan.

Lanjutan…………..

Dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum,

dan (b) sumber acuan khusus.

Dua criteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah a) prinsip kemutakhiran (recency) dan b) prinsip relevansi (relevance).

Dari teori-teori atau konsep-konsep umum dilakukan pemerincian atau analisis melalui penalaran deduktif, sedangkan dari hasil-hasil penelitian dilakukan pemaduan atau sintesis dan generalisasi melalui penalaran induktif, dan dari deduksi dan induksi yang berulang-ulang itu diharapkan dapat dirumuskan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan, yang paling mungkin dan paling tinggi taraf kebenarannya. Jawaban inilah yang dijadikan hipotesis penelitian.

Penyusunan landasan teoritis tidak akan produktif sebelum bahannya cukup banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyak sumber bacaan baru kemudian ditelaah, dibanding-bandingkan.

Lanjutan……..

Yang perlu dibahas dalam tinjauan pustaka:

1.Konsep variabel bebas
2.Konsep variabel terikat
3.Hubungan antar variabel

Penulisan daftar pustaka:

Kerangka kerja Penelitian:

Bagian 4
Hipotesis Penelitian

Pengertian Hipotesis:

Kata Hipo : – Lemah

Tesis         : – Pernyataan

Hipotesis Tidak Selalu Ada

Hipotesis Yang Baik :

Pernyataan tanpa diawali kata diduga

Informatif

Dapat diuji

Sinkron dengan rumusan masalah

I s i :

Pengaruh

Hubungan

Perbedaan

Penulisan tidak boleh bentuk H0 dan H1

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya.

Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis

Tujuan Hipotesis:

1.Untuk menjembatani antara teori dan kenyataan, dlam hal ini hipotesis menggabungkan dua domain.
2.Sebagai suatu alat yang ampuh untuk pengembangan ilmu, selama hipotesis bisa menghasilkan suatu penemuan (discovery).
3.Sebagai suatu petunjuk dalam mengidentifikasi dengan menginterpretasi suatu hasil.

Manfaat Hipotesis

Syarat hipotesis (Ndraha, 1985):

1.   Relevance:

hipotesis harus relevan denga fakta yang diteliti.

2.   Testability:

memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa diukur.

3.   Compatibility:

hipotesis baru harus konsisten dengfan hipotesis dilapangan yang sama dan telah diuji kebenarannya, sehingga akan membentuk suatu sistem.

4.   Predictive:

hipotesis yang baik mengandung daya ramal tentang apa yang akan terjadi atau apa yang akan ditemukan.

5.    Simplicity:

harus dinyatakan secara sederhana, mudah dipahami dan dicapai.

Dasar Merumuskan Hipotesis

1.Berdasarkan pada teori
2.Berdasarkan penelitian terdahulu
3.Berdasarkan penelitian pendahuluan
4.Berdasarkan akal sehat peneliti

DALAM SEBUAH PENELITIAN HIPOTESIS DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA BENTUK

1.Hipotesis Nol (Ho)

Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol.  Atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel.

2.Hipotesis Alternatif (H1, Ha)

Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol.  Atau dengan kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari hipotesis nol)

Contoh Hipotesis:

1.Dinyatakan dalam kalimat yang tegas

Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas)

Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas)

2.Dapat diuji secara alamiah

Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji)

Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)

3.Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat

Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teori permintaan dan penawaran)

Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidak memiliki  dasar kuat)

Bagian 5
Desain Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Desain pengukuran

Variabel penelitian: Gejala  yang nilainya bervariasi.

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dll) (Soeprapto, Taat Putra, 2000:54)

Gejala yang nilainya selalu tetap tidak dapat digunakan sebagai variabel penelitian.

Berdasarkan fungsi variabel dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel independent
(bebas/pengaruh):

Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.

Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain.

Variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau intervansi yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku klien.

2. Variabel dependent
(terikat/tergantung):

Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003:102)

Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel lain.

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.

3. Variabel intervening
(unique atau moderator):

Variabel yang bisa berposisi sebagai variabel bebas dan terikat.

Variabel moderator adalah variabel yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Variabel moderator adalah  faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkapkan apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan terikat.

4. Variabel perancu (confounding):

Variabel yang nilainya ikut menentukan variabel teragntung baik secara langsung maupun tidak langsung.

Variabel perancu merupakan jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara.

Misal: hubungan kebiasaan minum kopi dengan kejadian penyakit jantung koroner

* Variabel bebas: Kebiasaan minum kopi

* Variabel terikat: Kejadian penyakit jantung koroner

* Variabel perancu: kebiasaan merokok

5. Variabel kendali (kontrol):

Variabel yang nilainya dikendalikan dalam penelitian (baik seluruhnya atau sebagian saja).

Tidak semua variabel dalam penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama.

Variabel kontrol adalah faktor-faktor  yang dikontrol atau dinetralka pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat.

6. Variabel random:

Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan dalam mekanisme yang sedang dipelajari.

Variabel yang dengan sengaja diabaikan keberadaannya, meskipun kita ketahui varaibel tersebut berperan dalam mekanisme tersebut.

Contoh:

Definisi operasional:

Desain Pengukuran

1.   Skala Likert

2.   Skala Guttman

3.   Skala Semantic Deferensial

4.   Skala Rating

Skala Likert

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Contoh:

Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.

a. Sangat setuju  skor 5

b. Setuju  skor 4

c. Tidak ada pendapat  skor 3

d. Tidak setuju  skor 2

e. Sangat tidak setuju   skor 1

Favourable (+):5-4-3-2-1

Unfavourable (-): 1-2-3-4-5

Skala Gudman

Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif.

Misalnya :

Ya  Tidak

Baik   Buruk

Pernah  Belum Pernah

Punya   Tidak Punya

Skala Semantik Deferensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap  tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.

Contoh:

Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?

Skala Rating

Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif  kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.

Contoh:

Kenyaman ruang loby Bank  BPR:

5    4  3  2  1

Kebersihan ruang parkir Bank  BPR:

5    4  3  2  1

Desain Skala

Skala dalam penelitian ada empat tingkatan:

1.Skala Nominal
2.Skala Ordinal
3.Skala Interval
4.Skala Rasio

Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang hanya digunakan untuk memberikan kategori saja/membedakan.

Contoh:

* Golongan darah: A, B, O, AB

* Jenis kelamin: Wanita, Laki-laki

* Agama

* Pekerjaan

Skala Ordinal

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas.

Contoh:

Pengetahuan:

-Baik  : 76-100%

-Cukup  : 56-75%

-Kurang  : <56%

Pendidikan:

-Dasar         : SD/MI, SMP/MTs

-Menengah  : SMA/Sederajat

-Tinggi  : Akademi/Politeknik/Perguruan Tinggi

Skala Interval

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah  jelas, namun belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Contoh:

1.Skala Pada Termometer
2.Skala Pada Jam
3.Skala Pada Tanggal

Skala Rasio

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah  jelas, dan  memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak .

Contoh:

1.Berat
2.Pendapatan
3.Hasil Penjualan

SKALA  DATA:

Alasan Sampling :

–  Biaya

–  Tenaga

–  Waktu

–  Ketelitian

– Kelestarian

Alasan menggunakan sampel yang lain:

1.Mengurangi kerepotan
2.Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati
3.Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien
4.Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
5.Adanya bias dalam pengumpulan data
6.Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian  dengan populasi

Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel

1.Seberapa besar keragaman populasi
2.Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan
3.Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima
4.Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan
5.Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti

Pedoman Menentukan Jumlah Sampel

1.Pendapat Slovin

2. Interval Penaksiran

Untuk menaksir parameter rata-rata m

Untuk menaksir parameter proporsi  P

3. Pendapat Hungler (1993)

Jika besar populasi < 1000, maka sampel bisa diambil 20-30%

Jika besar populasi > 1000, maka:

Rumus: n  =   N.z2 p.q

d(N-1) + z.p.q

Ket: n = Perkiraan jumlah sampel

N = Perkiraan besar populasi

Z = Nilai standar normal, untuk  = 0,05(1,96)

p = Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q = 1-p (100%-p)

D = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

Atau

Rumus 2: n =   N

1+N(d)2

Ket:  n  = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat signifikansi (p)    (Nursalam, 2003:96)

Teknik Pengambilan Sampel

Simple Random Sampling

Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada pulasi untuk dijadikan sampel.

Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:

Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen

Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Sistematis Random Sampling

Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu

Stratified Random Sampling

Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri

Cluster Sampling

Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggora populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen

Convenience Sampling

Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.

Purposive Sampling

Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

Quota Sampling

Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.

Snow Ball Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup.  Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.

Bagian 7
Instrumen Penelitian

Transformasi data menjadi informasi

Metode Pengumpulan Data

1. METODE OBSERVASI :

PARTISIPASI

NON PARTISIPASI

2. METODE WAWANCARA

TERSTRUKTUR

TAK TERSTRUKTUR

3. METODE ANGKET

TERTUTUP

TERBUKA

KOMBINASI TERBUKA DAN TERTUTUP

4. METODE DOKUMENTER

Pembagian data menurut cara memperolehnya:

1.Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.

2.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya

Data menurut sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1.  Data Kualitatif

Adalah data yang berupa pendapat atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.

Contoh:

Pelayanan rumah sakit  Enggal Waras Sangat Baik

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Banyumas Tinggi

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan

Contoh:

Tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit Enggal Waras mencapai 92%

Tingkat pendapatan masyarakat bamyumas mencapai Rp. 800.000/bulan

Keuntungan penelitian dengan menggunakan kuesioner

1.Tidak memerlukan hadirnya si peneliti
2.Dapat dibagikan serentak
3.Dapat dijawab oleh rensponden sesuai dengan waktu yang ada
4.Dapat dibuat anomin
5.Kuesioner dapat dibuat standar

Langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner agar kuesioner tersebut efesien dan efektif yaitu:

1.Menentukan variabel yang diteliti
2.Mementukan Indikator
3. Menentukan subindikator
4.Mentransformasi sub indikator menjadi kuesioner

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

Kevalidan sebuah alat ukur ditunjukan dari kemampuan alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas Eksternal

Instrumen yang dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud

Validitas Internal

Bila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Melalui Analisis Faktor

Melalui Analisis Butir

Kriteria:

Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3  (Azwar, 1992. Soegiyono, 1999 )

Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel ( a ; n-2 ) n = jumlah sampel.

Nilai Sig. £ a

Uji Reliabilitas Instrumen

Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah  sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Metode Pendekatan:  secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu :

Teknik Paralel (parallel form)

Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya sama akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda:

Misalnya:

Apakah menurut saudara harga tiket di kereta  ini  tidak mahal ?

Apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan pelayanan yang saudara terima ?

Teknik Ulang (double test / test pretest)

Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda.

Misalnya:

Pada minggu I ditanyakan:

Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas dosen di Universitas Calibakal ?

Pada minggu III ditanyakan:

Ditanyakan  lagi pada responden yang sama dengan pertanyaan yang sama.

Reliabilitas Internal  (Internal Consistensy)

Uji reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan pada uji reliabilitas eksternal.

1. Dengan rumus Spearman-Brown

2. Dengan rumus Flanagant

3. Dengan rumus Rulon

4. Dengan rumus K –  R.21

5. Dengan rumus Hoyt

6. Dengan rumus Alpha Cronbach

Langkah dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas internal adalah sebagai berikut:

1.Cobalah item di lapangan kepada paling sedikit 30 orang responden (batas sampel besar dalam statistik)
2.Tabulasi data yang telah masuk
3.Ujilah validitas dan reliabilitasnya

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total.  Korelasi Rank Spearman jika data yang diperoleh adalah data ordinal, sedangkan jika data yang diperoleh data interval kita bisa menggunakan korelasi Product Moment.  Sedangkan uji reliabilitas yang paling sering digunakan adalah  uji, Alpha, Hoyt dan Spearman Brown

Uji Validitas

1.Korelasi Pearson
2.Analisis Faktor Konfirmatori

Hasil analisis bila faktor loading yang diperoleh signifikan berarti valid

1. Korelasi Pearson

Contoh: Angket dengan 10 butir pertanyaan

Butir 1 dengan Skor Total

Uji Reliabilitas

1. Teknik Ukur Ulang

2. Teknik Sekali Ukur

a. Genap Gasal

b. Belah Tengah

c. Belah Acak

d. Kuder Richardson (cocok untuk data dikotom)

digunakan analisis varian

e. Hoyd (digunakan analisis varian)

f. Alpha Cronbach (digunakan korelasi alpha)

g. Analisis Faktor Konfirmatori

Hasil uji bila 1 – residu yang diperoleh   signifikan berarti handal

1). Teknik Genap Gasal butir pertanyaan dikelompokkan jadi dua

I.Kelompok Genap
II.Kelompok Gasal

Kelompok I dikorelasikan dengan II

Signifikansi rgg sama dengan Signifikansi Validitas

Contoh:

Dari Uji Validitas Butir 5 Gugur, yang sahih saja yang diuji.

Buat Butir Baru 1 – 9

Dihitung korelasi x dengan y

2). Teknik Belah Tengah

r     =  0,88

rgg  =  0,94

r0,05 (8) = 0,43

HANDAL

STATISTIKA YANG LAZIM DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN

TERIMA KASIH
MATUR NUWUN

 

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

AGUNG SUHARTO

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah:

-Prolog/pendahuluan

-Justifikasi masalah, data

-Dampak masalah,

-Solusi/alternatif pemecahan masalah

1.2. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

1.3. Batasan masalah

1.4. Rumusan Masalah: Pertanyaan penelitian, kalimat tanya

1.5. Tujuan Penelitian

1.5.1. Tujuan Umum

1.5.2. Tujuan Khusus

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

1.6.2. Manfaat Praktis:

1. Bagi  masyarakat

2. Bagi  pelayanan kesehatan

3. Bagi  institusi pendidikan

4. Bagi  peneliti,

5. Bagi  peneliti lain

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu: Nama, tahun, judul

penelitian, hasil

2.2. Konsep Variabel Bebas

2.3. Konsep Variabel Terikat

2.4. Hubungan Antar Variabel Penelitian

2.5. Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis Penelitian (kecuali penelitian

diskriptif).
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian; Diskriptif,  analitik,  eksperimen, dll

3.2. Rancangan Penelitian (kecuali diskriptif)

3.3. Kerangka Kerja Penelitian: Populasi, sampel, tehnik sampling, pulta, analisis data, penyajian hasil, kesimpulan dan saran, publikasi hasil

3.4. Populasi, sampel, besar sampel dan tehnik sampling

3.5. Variabel penelitian; bebas, terikat dll

3.6. Definisi Operasional variabel Penelitian berupa tabel dengan 4 kolom: No-Variabel-definisi-kriteria-skala)

3.7. Lokasi dan waktu penelitian

3.8. Pengumpulan dan analisis data:

3.8.1. Instrumen (Uji validitas dan reliabilitas)

3.8.2. Tehnik Pengumpulan data

3.8.3. Tehnik analisis data (Editing, coding, tabulating, analizing)

3.9. Etika Penelitian (Ijin penelitian, Informed consent, anonimity, confidentiality dll)

3.10. Jadwal penelitian

3.11. Rencana anggaran

Daftar Pustaka

LAMPIRAN PROPOSAL

1.Ijin penelitian
2.Informed consent
3.Pengantar quesioner
4.Quesioner
5.Rencana Tabulasi

KTI

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil diskriptif

4.2. Hasil analitik

BAB 5 PEMBAHASAN

Sub Bab sesuai bab 4

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan (Dasarnya Tujuan khusus)

6.2. Saran (Dasarnya kesimpulan/manfaat)

TERIMA KASIH