METODOLOGI PENELITIAN
Oleh:
Agung Suharto, APP, S.Pd. M.Kes.
Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
Tahun 2013
Bagian 1 Konsep Dasar Penelitian
Pengertian Penelitian:
Research adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah (Hadi, 1997). Penelitian adalah suatu untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian ilmiah merupakan cara untuk memecahkan suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan:
“ Research is a method of study by wich, through the careful and exhouseve invenstigation of all ascertainable evidence bearing upon a definable problem, we reach a solution to that problem”.
Perlu ditekankan bahwa kegiatan penelitian terutama adalah kegiatan pemikiran, seperti yang dikatakan oleh Herald De Forrest Arnold:
“ Research is the mind, not of the hands, a concerntration of throught and not a process of experimentation. Research is the effort of the mind to comprehend relationships which no one had previously known”.
Tujuan Penelitian Kesehatan
Menemukan atau menguji fakta baru atau lama
Mengadakan analisis hubungan atau interaksi antara fakta yang ditemukan
Menjelaskan fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori
Mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam bidang kesehatan.
Jenis-jenis Penelitian
Penelitian menurut Pemakaiannya:
Penelitian Murni (Pure research)
Penelitian untuk memahmi permasalahan secara lebih mendalam atau untuk mengembangkan teori yang sudah ada.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
Menurut tempatnya:
Menurut tarafnya:
* Cross sectional (seksional silang/potong melintang)
* Prospective study ( Kohort, forward looking)
* Retrospective study (case control study, back ward
looking)
1). Seksional silang (Cross sectional)
Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus
yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
Peneliti mempelajari hubungan antara variable bebas dan variable terikat dengan melakukan pengukuran sesaat. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diperiksa pada hari itu atau saat yang sama, akan tetapi baik variable bebas atau variable terikat dinilai hanya satu kali saja.
Misalnya hubungan antara kondisi sanitasi penyakit menular dengan penyakit menular, hubungan bentuk tubuh dengan hipertensi, hubungan status ekonomi keluarga dengan kurang energi protein pada bayi/anak.
2) Studi retrospektif (Retrospective study)
Penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian retrospektif ini berangkat dari dependent variables, kemudian dicari independent variables-nya. Penelitian ini disebut juga penelitian kasus-kontrol (case comparsm study, case compeer study, case referent study).
Lanjutan retrospektif………….
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologic analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor resiko tertentu.
Desain penelitian kasus kontrol atau retrospektif dapat dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit.
Misalnya hubungan antara kanker dengan perilaku seksual, hubungan tuberculosis pada anak dengan vaksinasi BCG, hubungan status gizi bayi usia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu.
3) Studi prospektif (Pospective study)
Penelitian ini bersifat melihat kedepan (forword looking), artinya penelitian dimulai dari penyebab, factor resiko atau independent variable , kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang (efek, dependent variable).
Disebut juga studi kohort, yaitu merupakan penelitian epidemiologic analitik non eksperimental yang mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek atau penyakit.
Lanjutan kohort……………..
Model pendekatan yang digunakan pada penelitian kohort adalah pendekatan longitudinal atau time period approach, kausa atau factor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian subjek diikuti sampai periode waktu tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit yang diteliti.
Misalnya: penelitian tentang hubungan antara imunisasi BCG dengan penyakit TBC pada anak. Hal ini tidak dimulai dari kasus TBC pada anak, tetapi dimulai pada bayi yang diimunisasi BCG dengan yang tidak diimunisasi BCG dan diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang. Setelah 15 tahun, maka pada bayi/anak tersebut diperiksa kesehatannya kesehatannya khususnya paru-paru. Dari hasil analisis atau proporsi anak yang diimunisai BCG dan menderita TBC, dan anak tak diimunisasi BCG menderita penyakit TBC serta anak yang diimunisasi BCG tidak menderita TBC dan anak yang tidak diimunisasi BCG tidak menderita penyakit TBC.
Penelitian eksperimen
1. Pra eksperimen:
a. Post tes only design
b. One group pre test post test design
c. The static group comparison/perbadingan kelompok statis
2. True eksperimen/eksperimen sungguhan:
a. Pretest-postest with control group/Rancangan pretes-postes dengan kelompok kontrol.
b.Randomized solomon four group design
c. Post test only control group design/rancanagn postes dengan kelompok kontrol
3. Quasi eksperimen/eksperimen semu:
a.Rancangan rangkaian waktu (time series design)
b. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding(control time series)
c. Rancangan non-equivalent control group
d. Rancangan separate sample pretest-postest
Metode penelitian eksperimen (Experimental reseach method)
Pada penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependent variable . Yang dimaksud percobaan atau perlakuan disini adalah suatu usaha untuk modifikasi kondisi secara sengaja, terkontrol dalam peristiwa-peristiwa kejadian-kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat peristiwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi.
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengadakan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil atau akibat dari intervensi (kelompok control).
Rancangan penelitian eksperimen ini dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu rancangan pra eksperimen (pre experiment), rancangan eksperimen sungguhan (true experiment) dan rancangan eksperimen semu (quasi experiment).
Bentuk-bentuk rancangan pra eksperimen
a. Posttest Only Design
Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X), kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau postes (O2). Selama tidak ada control, hasil O2 tidak mungkin dibandingkan dengan yang lainnya. Rancangan ini sering disebut “ The One Shot Case Study”. Hasil observasi (O2) hanya memberikan informasi yang bersifat diskriptif.
Rancangan penelitian ini tidak ada konterol, sehingga hasilnya tidak bias dibandingkan atau dikomparasikan. Oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh dapat menyesatkan. Namun demikian, rancangan ini mempunyai keuntungan antara lain: dapat menjajagi masalah-masalah yang diteliti, mengembangkan gagasan-gasanan tertentu atau metode-metode tertentu.
b. Rancangan “One group pretest-posttest”
Rancangan ini tidak ada kelompok control, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah eksperimen.
Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variable dependen karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai macam terhadap validitas, misalnya sejarah, testing, maturasi dan instrument.
c. Perbandingan kelompok statis (Static Group Comparism)
Rancangan ini seperti rancangan pertama, hanya bedanya menambahkan kelompok control atau kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan observasi (O2). Hasil observasi ini kemudian dikontrol dengan hasil observasi kelompok control yang tidak dilaklukan intervensi atau program.
Dengan rancangan ini, beberapa factor pengganggu seperti histori, maturasi, testing dan instrumentation dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya.
Bentuk rancangan eksperimen sungguhan (true experiment)
Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok control dan kelompok eksperimen dilakuakn secara acak atau random. Kemudian dialakukan pretes (O1) pada kelompok tersebut, dan diikuti intervesi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua kelompok tersebut.
Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas. Dengan kata lain, perlakuan dilakukan pada lebih dari satu kelompok dengan bentuk perlakuan yang berbeda.
3. Bentuk rancangan eksperimen semu (Quasi xperiment)
* Untuk penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu. Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat tentang randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
* Disebut eksperimen semu karena belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya.
* Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Rancangan “Separate sample pretest-postest”
Rancangan non equivalent control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pel;atihan-pelatihan lainnya. Disamping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan disuatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sample tidak dilakukan secara randaom atau acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga Non randomized control group pretest-postest. Design.
Penelitian Tingkat Eksplanasi
Penelitian Deskriptif
Penelitian Komparatif
Penelitian Asosiatif
BAGIAN 2
Identifikasi masalah, Pemilihan Masalah, Perumusan masalah danJudul penelitian
Syarat masalah penelitian menurut Cummings dan Hulley FINER:
F : Feasible (kemampu laksanaan)
– Tersedia subjek penelitian
– Tersedia waktu
– Tersedia dana, alat dan keahlian
– Masalah hendaknya menarik bagi peneliti
– Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
– Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian terdahulu
– Menemukan sesuatu yang baru
– Tidak bertentangan dengan etika
– Untuk tata laksana pasien/kebijakan kesehatan
– Untuk dasar penelitian
Perumusan Masalah
Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan Masalah Inferensial
Judul Penelitian
Setelah permasalahan diidentifikasikan dengan tepat langkah berikutnya adalah memberikan nama penelitian “Judul Penelitian”
Dua orintasi dalam memberikan judul penelitian:
Contoh: Pengaruh pemberian PMT terhadap peningkatan status gizi balita di Puskesmas Sukatani Kab Sukamaju tahun 2012.
2. Berorientasi Jelas:
Jenis Penelitian
Obyek yang diteliti
Subyek penelitian
Lokasi Penelitian
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Contoh:
Pengaruh Pelayanan akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2012
Lanjutan Judul Penelitian
Contoh Judul Penelitan:
BAGIAN 3
Studi Pustaka, Kerangka Konseptual dan Kerangka Kerja Penelitian
Studi Pustaka:
Mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan harus melakukan penelaahan kepustakaan.
Lanjutan…………..
Dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum,
dan (b) sumber acuan khusus.
Dua criteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah a) prinsip kemutakhiran (recency) dan b) prinsip relevansi (relevance).
Dari teori-teori atau konsep-konsep umum dilakukan pemerincian atau analisis melalui penalaran deduktif, sedangkan dari hasil-hasil penelitian dilakukan pemaduan atau sintesis dan generalisasi melalui penalaran induktif, dan dari deduksi dan induksi yang berulang-ulang itu diharapkan dapat dirumuskan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan, yang paling mungkin dan paling tinggi taraf kebenarannya. Jawaban inilah yang dijadikan hipotesis penelitian.
Penyusunan landasan teoritis tidak akan produktif sebelum bahannya cukup banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyak sumber bacaan baru kemudian ditelaah, dibanding-bandingkan.
Lanjutan……..
Yang perlu dibahas dalam tinjauan pustaka:
Penulisan daftar pustaka:
Kerangka kerja Penelitian:
Bagian 4
Hipotesis Penelitian
Pengertian Hipotesis:
Kata Hipo : – Lemah
Tesis : – Pernyataan
Hipotesis Tidak Selalu Ada
Hipotesis Yang Baik :
Pernyataan tanpa diawali kata diduga
Informatif
Dapat diuji
Sinkron dengan rumusan masalah
I s i :
Pengaruh
Hubungan
Perbedaan
Penulisan tidak boleh bentuk H0 dan H1
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya.
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis
Tujuan Hipotesis:
Manfaat Hipotesis
Syarat hipotesis (Ndraha, 1985):
1. Relevance:
hipotesis harus relevan denga fakta yang diteliti.
2. Testability:
memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa diukur.
3. Compatibility:
hipotesis baru harus konsisten dengfan hipotesis dilapangan yang sama dan telah diuji kebenarannya, sehingga akan membentuk suatu sistem.
4. Predictive:
hipotesis yang baik mengandung daya ramal tentang apa yang akan terjadi atau apa yang akan ditemukan.
5. Simplicity:
harus dinyatakan secara sederhana, mudah dipahami dan dicapai.
Dasar Merumuskan Hipotesis
DALAM SEBUAH PENELITIAN HIPOTESIS DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA BENTUK
Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol. Atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel.
Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari hipotesis nol)
Contoh Hipotesis:
Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas)
Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas)
Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji)
Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)
Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teori permintaan dan penawaran)
Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)
Bagian 5
Desain Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Desain pengukuran
Variabel penelitian: Gejala yang nilainya bervariasi.
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dll) (Soeprapto, Taat Putra, 2000:54)
Gejala yang nilainya selalu tetap tidak dapat digunakan sebagai variabel penelitian.
Berdasarkan fungsi variabel dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel independent
(bebas/pengaruh):
Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.
Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain.
Variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau intervansi yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku klien.
2. Variabel dependent
(terikat/tergantung):
Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003:102)
Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel lain.
Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.
3. Variabel intervening
(unique atau moderator):
Variabel yang bisa berposisi sebagai variabel bebas dan terikat.
Variabel moderator adalah variabel yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Variabel moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkapkan apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan terikat.
4. Variabel perancu (confounding):
Variabel yang nilainya ikut menentukan variabel teragntung baik secara langsung maupun tidak langsung.
Variabel perancu merupakan jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara.
Misal: hubungan kebiasaan minum kopi dengan kejadian penyakit jantung koroner
* Variabel bebas: Kebiasaan minum kopi
* Variabel terikat: Kejadian penyakit jantung koroner
* Variabel perancu: kebiasaan merokok
5. Variabel kendali (kontrol):
Variabel yang nilainya dikendalikan dalam penelitian (baik seluruhnya atau sebagian saja).
Tidak semua variabel dalam penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama.
Variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralka pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat.
6. Variabel random:
Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan dalam mekanisme yang sedang dipelajari.
Variabel yang dengan sengaja diabaikan keberadaannya, meskipun kita ketahui varaibel tersebut berperan dalam mekanisme tersebut.
Contoh:
Definisi operasional:
Desain Pengukuran
1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Skala Semantic Deferensial
4. Skala Rating
Skala Likert
Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.
a. Sangat setuju skor 5
b. Setuju skor 4
c. Tidak ada pendapat skor 3
d. Tidak setuju skor 2
e. Sangat tidak setuju skor 1
Favourable (+):5-4-3-2-1
Unfavourable (-): 1-2-3-4-5
Skala Gudman
Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif.
Misalnya :
Ya Tidak
Baik Buruk
Pernah Belum Pernah
Punya Tidak Punya
Skala Semantik Deferensial
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.
Contoh:
Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?
Skala Rating
Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang loby Bank BPR:
5 4 3 2 1
Kebersihan ruang parkir Bank BPR:
5 4 3 2 1
Desain Skala
Skala dalam penelitian ada empat tingkatan:
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang hanya digunakan untuk memberikan kategori saja/membedakan.
Contoh:
* Golongan darah: A, B, O, AB
* Jenis kelamin: Wanita, Laki-laki
* Agama
* Pekerjaan
Skala Ordinal
Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas.
Contoh:
Pengetahuan:
-Baik : 76-100%
-Cukup : 56-75%
-Kurang : <56%
Pendidikan:
-Dasar : SD/MI, SMP/MTs
-Menengah : SMA/Sederajat
-Tinggi : Akademi/Politeknik/Perguruan Tinggi
Skala Interval
Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, namun belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.
Contoh:
Skala Rasio
Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak .
Contoh:
SKALA DATA:
Alasan Sampling :
– Biaya
– Tenaga
– Waktu
– Ketelitian
– Kelestarian
Alasan menggunakan sampel yang lain:
Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel
Pedoman Menentukan Jumlah Sampel
2. Interval Penaksiran
Untuk menaksir parameter rata-rata m
Untuk menaksir parameter proporsi P
3. Pendapat Hungler (1993)
Jika besar populasi < 1000, maka sampel bisa diambil 20-30%
Jika besar populasi > 1000, maka:
Rumus: n = N.z2 p.q
d(N-1) + z.p.q
Ket: n = Perkiraan jumlah sampel
N = Perkiraan besar populasi
Z = Nilai standar normal, untuk = 0,05(1,96)
p = Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1-p (100%-p)
D = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
Atau
Rumus 2: n = N
1+N(d)2
Ket: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi (p) (Nursalam, 2003:96)
Teknik Pengambilan Sampel
Simple Random Sampling
Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada pulasi untuk dijadikan sampel.
Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:
Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen
Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.
Sistematis Random Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu
Stratified Random Sampling
Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri
Cluster Sampling
Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggora populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen
Convenience Sampling
Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.
Purposive Sampling
Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
Quota Sampling
Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.
Snow Ball Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.
Bagian 7
Instrumen Penelitian
Transformasi data menjadi informasi
Metode Pengumpulan Data
1. METODE OBSERVASI :
PARTISIPASI
NON PARTISIPASI
2. METODE WAWANCARA
TERSTRUKTUR
TAK TERSTRUKTUR
3. METODE ANGKET
TERTUTUP
TERBUKA
KOMBINASI TERBUKA DAN TERTUTUP
4. METODE DOKUMENTER
Pembagian data menurut cara memperolehnya:
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya
Data menurut sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa pendapat atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit Enggal Waras Sangat Baik
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Banyumas Tinggi
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan
Contoh:
Tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit Enggal Waras mencapai 92%
Tingkat pendapatan masyarakat bamyumas mencapai Rp. 800.000/bulan
Keuntungan penelitian dengan menggunakan kuesioner
Langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner agar kuesioner tersebut efesien dan efektif yaitu:
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
Kevalidan sebuah alat ukur ditunjukan dari kemampuan alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas Eksternal
Instrumen yang dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud
Validitas Internal
Bila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
Melalui Analisis Faktor
Melalui Analisis Butir
Kriteria:
Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 (Azwar, 1992. Soegiyono, 1999 )
Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel ( a ; n-2 ) n = jumlah sampel.
Nilai Sig. £ a
Uji Reliabilitas Instrumen
Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Metode Pendekatan: secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu :
Teknik Paralel (parallel form)
Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya sama akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda:
Misalnya:
Apakah menurut saudara harga tiket di kereta ini tidak mahal ?
Apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan pelayanan yang saudara terima ?
Teknik Ulang (double test / test pretest)
Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda.
Misalnya:
Pada minggu I ditanyakan:
Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas dosen di Universitas Calibakal ?
Pada minggu III ditanyakan:
Ditanyakan lagi pada responden yang sama dengan pertanyaan yang sama.
Reliabilitas Internal (Internal Consistensy)
Uji reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan pada uji reliabilitas eksternal.
1. Dengan rumus Spearman-Brown
2. Dengan rumus Flanagant
3. Dengan rumus Rulon
4. Dengan rumus K – R.21
5. Dengan rumus Hoyt
6. Dengan rumus Alpha Cronbach
Langkah dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas internal adalah sebagai berikut:
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Korelasi Rank Spearman jika data yang diperoleh adalah data ordinal, sedangkan jika data yang diperoleh data interval kita bisa menggunakan korelasi Product Moment. Sedangkan uji reliabilitas yang paling sering digunakan adalah uji, Alpha, Hoyt dan Spearman Brown
Uji Validitas
Hasil analisis bila faktor loading yang diperoleh signifikan berarti valid
1. Korelasi Pearson
Contoh: Angket dengan 10 butir pertanyaan
Butir 1 dengan Skor Total
Uji Reliabilitas
1. Teknik Ukur Ulang
2. Teknik Sekali Ukur
a. Genap Gasal
b. Belah Tengah
c. Belah Acak
d. Kuder Richardson (cocok untuk data dikotom)
digunakan analisis varian
e. Hoyd (digunakan analisis varian)
f. Alpha Cronbach (digunakan korelasi alpha)
g. Analisis Faktor Konfirmatori
Hasil uji bila 1 – residu yang diperoleh signifikan berarti handal
1). Teknik Genap Gasal butir pertanyaan dikelompokkan jadi dua
Kelompok I dikorelasikan dengan II
Signifikansi rgg sama dengan Signifikansi Validitas
Contoh:
Dari Uji Validitas Butir 5 Gugur, yang sahih saja yang diuji.
Buat Butir Baru 1 – 9
Dihitung korelasi x dengan y
2). Teknik Belah Tengah
r = 0,88
rgg = 0,94
r0,05 (8) = 0,43
HANDAL
STATISTIKA YANG LAZIM DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN
TERIMA KASIH
MATUR NUWUN
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
AGUNG SUHARTO
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah:
-Prolog/pendahuluan
-Justifikasi masalah, data
-Dampak masalah,
-Solusi/alternatif pemecahan masalah
1.2. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
1.3. Batasan masalah
1.4. Rumusan Masalah: Pertanyaan penelitian, kalimat tanya
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1. Tujuan Umum
1.5.2. Tujuan Khusus
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
1.6.2. Manfaat Praktis:
1. Bagi masyarakat
2. Bagi pelayanan kesehatan
3. Bagi institusi pendidikan
4. Bagi peneliti,
5. Bagi peneliti lain
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu: Nama, tahun, judul
penelitian, hasil
2.2. Konsep Variabel Bebas
2.3. Konsep Variabel Terikat
2.4. Hubungan Antar Variabel Penelitian
2.5. Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis Penelitian (kecuali penelitian
diskriptif).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian; Diskriptif, analitik, eksperimen, dll
3.2. Rancangan Penelitian (kecuali diskriptif)
3.3. Kerangka Kerja Penelitian: Populasi, sampel, tehnik sampling, pulta, analisis data, penyajian hasil, kesimpulan dan saran, publikasi hasil
3.4. Populasi, sampel, besar sampel dan tehnik sampling
3.5. Variabel penelitian; bebas, terikat dll
3.6. Definisi Operasional variabel Penelitian berupa tabel dengan 4 kolom: No-Variabel-definisi-kriteria-skala)
3.7. Lokasi dan waktu penelitian
3.8. Pengumpulan dan analisis data:
3.8.1. Instrumen (Uji validitas dan reliabilitas)
3.8.2. Tehnik Pengumpulan data
3.8.3. Tehnik analisis data (Editing, coding, tabulating, analizing)
3.9. Etika Penelitian (Ijin penelitian, Informed consent, anonimity, confidentiality dll)
3.10. Jadwal penelitian
3.11. Rencana anggaran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN PROPOSAL
KTI
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil diskriptif
4.2. Hasil analitik
BAB 5 PEMBAHASAN
Sub Bab sesuai bab 4
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan (Dasarnya Tujuan khusus)
6.2. Saran (Dasarnya kesimpulan/manfaat)
TERIMA KASIH